“Allah tidak memanggil orang-orang yang mampu, tapi Allah akan memampukan orang-orang yang terpanggil untuk berkunjung ke Baitullah”
Bismillah, banyak jalan menuju
Roma. Begitu pula dalam berhaji, banyak jalan menuju tanah suci. Pasti pembaca tak
asing lagi dengan informasi berhaji dari dalam negeri butuh perjuangan ekstra.
Sebagai negara Islam terbesar di dunia dengan perekonomian yang konsisten merangkak
naik, jumlah peminat haji terus meningkat. Data yang saya dapatkan bagi calon
jamaah haji regular yang mendaftarkan diri di tahun 2017 harus membayar uang
muka 25 juta dengan masa tunggu sekitar 20 tahun. Sedangkan untuk haji plus
(non-kuota) biaya berkisar mulai USD 10.500-25.000 dengan masa tunggu sekitar 3-5
tahun. FYI, Jamaah haji regular 2017 sudah mendaftar 8-9 tahun dengan biaya
berkisar 37-40 juta. Luar biasa bukan? Padahal kuota jamaah Indonesia mencapai
210.000 orang. Jumlah ini merupakan peringkat pertama quota negara yang
mencapai 10% dari seluruh total Jemaah haji di dunia lho!
Dari
data tersebut bisa ditarik kesimpulan semakin lama menunda pendaftaran haji
dari Indonesia, semakin lama pula masa tunggunya. Namun, tentu ceritanya akan
berbeda apabila kita berhaji dari negara-negara dengan jumlah muslim minoritas,
Britania Raya misalnya! Saya pribadi sudah merencanakan setahun silam untuk
melaksanakan perjalanan ke tanah suci dari luar negeri. Berikut ini akan saya bagikan
review pribadi saya terkait haji dari UK melalui travel haji, bukan haji LUNEG
dari kuota KBRI. Setidaknya sepuluh hal yang patut dipertimbangkan mengapa harus
berhaji lewat UK sebagai berikut!
Tidak
Ada Masa Tunggu
Benar sekali, anda tidak salah baca.
Tidak ada masa tunggu lho! walaupun jumlahnya terus merangkak naik, Muslim di
Britania masih tergolong minoritas. Info dari Brother Manchester Hajj*, kuota
haji UK tidak pernah penuh. Padahal jumlahnya hanya beberapa ribu doang! Tidak
sampai ratusan ribu seperti Indonesia. Jumlah permintaan lebih kecil dari quota
yang disediakan, otomatis calon jamaah tidak mengenal masa tunggu. Pengalaman
pribadi mendaftar bulan Mei dan berangkat Agustus di tahun yang sama.
Biaya
dan Durasi Haji Bervariasi
Rentang biaya berhaji via UK berkisar
antara £3,500 – £6,000 (atau lebih). Durasinya pun bervariasi sesuai kebutuhan;
mulai dari 2, 3, sampai 4 minggu. Saya memakai Manchester Hajj dengan biaya
£4,190 (setara IDR 75 juta). Itu sudah termasuk return ticket UK-SA, Visa Haji,
Akomodasi, semuanya! Hotel bintang 3 berjarak 7 menit dari Masjidil Haram di
Mekkah, serta 5 menit dari Masjid Nabawi di Madina. Manchester Hajj termasuk
kelas medium.
Proses
Administrasi Kilat!
Saya masih ingat, pengumpulan berkas
terakhir adalah awal Agustus. Kemudian proses VISA, tiket, dll kurang dari
seminggu doang! Kilat deh pokoknya!
Prestis!
Developed Country People Always Get Priority
Hal
ini hanya kesimpulan dari pengamatan saya selama berhaji dari UK. bahwa
Britania Raya dan negara superpower lainnya mendapat prioritas. Petugas haji
dan imigrasi menaruh respect lebih ketika saya memakai nametag Manchester Hajj
walaupun penampakan ASEAN. Pernah beberapa kali saya membawa tas besar masuk ke
masjidil haram dan tempat tawaf, tapi tidak pernah diperiksa petugas. Padahal
Jemaah lainnya selalu diperiksa kalau membawa tas agak besar. Pernah juga diijinkan
masuk melewati gate yang sudah ditutup, padahal yang lain dilarang.
Budaya
Positif Negara Maju Memperlancar Ibadah
Salah
satu hal tak terduga berhaji lewat UK adalah pengaruh budaya positif masyarakat
terhadap kenyamanan proses berhaji. Misalnya; budaya mengantri, respect
terhadap orang lain, no spitting, no littering, dll. Ketika ke kamar mandi, jamaah
berbaris rapi, mengantri. Kamar mandi bersih, membuang sampah di tempatnya.
Tidak ada yang meludah sembarangan. Sehingga camp Eropa, Australia dan Amerika
di Mina dan Arafah terasa sangat nyaman.
Pemandangan
ini kontras dengan camp Indonesia. Saya mendapat cerita dari sahabat Jemaah
haji regular Indonesia, saling berebut kamar mandi dan tidak mau mengantri
sampai adu mulut menjadi pemandangan sehari-hari. Belum lagi kondisi WC yang
jorok dan sampah berserakan di mana-mana. Meludah seenaknya. Bahkan, tidak
jarang buang air kecil di jalan (dengan ditutupi kardus saja). Padahal ini bisa
jadi sarang penyakit lho! Miris melihatnya. Semoga budaya positif itu dapat diadopsi
masyarakat Indonesia secara umum.
Ilmu
dan Pengalaman Variatif
Menjadi
bagian dari masyarakat dunia berarti harus siap menghadapi segala perbedaan.
Untuk pertama kalinya, saya menyaksikan sendiri proses dan pelaksanaan dari
berbagai mahzab dalam satu camp. Misal, ada mahzab yang menyatakan bahwa Thawaf
Ifadhah dan Sai itu bisa dilakukan sebelum wukuf di Arafah, sehingga
mempermudah jamaah untuk bermalam di Mina ketika hari tasyrik. Sedangkan
mayoritas penduduk Indonesia menganut mahzab thawaf ifadhah dan Sai harus
berurutan dilakukan setelah melempar jumrotul aqobah dan tahalaul awal 10
Dzulhijah. Alhasil, setiap hari pun menjadi ajang diskusi dan pembelajaran ilmu
baru secara langsung dari penganutnya. Sungguh menarik!
Jaringan
global
Dengan
berhaji lewat UK, tentu menambah jaringan global. Saya bertemu banyak sosok inspiratif
dalam kelompok, baik itu jamaah UK berkebangsaan Pakistan, Arab, UK, sampai
Indonesia sendiri.
Tidak
ada Biaya Tambahan (Ratiban)
Biaya
syukuran sebelum berangkat dan sepulang ibadah di Indonesia (baca, ratiban) seringkali
jauh lebih besar dari biaya haji. Well, saya tidak beropini apapun tentang budaya
ini lho ya! Hanya mengaitkan dengan pengeluaran tambahan. Apabila berangkat
haji dari luar negeri, tidak banyak orang yang harus dipamiti. Kalaupun
syukuran, paling hanya mengundang makan sederhana. Selain itu, budaya potluck
juga cukup meringankan pengeluaran. Pengalaman pribadi, saya dibuatkan syukuran
kecil-kecilan dua kali, oleh Keluarga Islam Indonesia di Britania Raya (KIBAR)
dan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Greater Glasgow. Speechless!
Baiklah, sudah cukup ya enak-enaknya.
Setelah ini akan saya bahas beberapa hal yang nggak enak deh, biar berimbang.
Bagi saya ada dua sisi minor:
Proaktif
Mencari Informasi dan Mandiri Ketika Berhaji
Jangan berharap akan ada bimbingan
manasik haji ala-ala KBIH di Indonesia! Perbedaan mahzab dan tuntunan berhaji
membuat kami harus aktif dan kreatif dalam menhimpun informasi. Hanya ada sekali
manasik haji di London. Tidak semua peserta dapat hadir karna unzur syar’i. Saya,
misalnya, dari Glasgow (Scotland) ke London harus naik bus sekitar 7 jam. Untuk
menanggulanginya, grup jamaah haji Indonesia mengadakan manasik online via
Skype. Pemateri ustadz yang sudah pernah berhaji dari UK. Alhamdulillah!
Ketika pelaksanaan berhaji kami harus
lebih mandiri dalam berbagai hal. Perbedaan mahzab dan pelaksanaan ibadah
membuat ketua rombongan membebaskan jemaahnya dalam melaksanakan aktivitas sesuai
keyakinan yang dipegangnya. Misalnya, ada yang melaksanakan thawaf Ifadha pada
10 Dzulhijjah setelah melempar jumroh Aqobah, ada yang memilih pada hari tasyrik.
Ada juga yang memilih melempar jumrah setelah dzuhur sesuai Sunnah, ada pula
yang memilih malam untuk menghindari panas, bahkan pagi hari untuk menghindari
keramaian. Semuanya dikembalikan kepada keyakinan individu.
No
Pecel, No Rendang, No Indonesian Food
Say
goodbye to Indonesian food. Jangan pernah bermimpi travel haji dari UK akan
menyediakan makanan Indonesia. FYI, mayoritas peserta haji saya adalah muslim
british keterunan Pakistan, sehingga menu makanannya pun Pakistani (ketika di hotel).
Ketika berada di camp (Mina dan Arafah), makanan yang disediakan pun ala-ala
Eropa dan Amerika.
Tapi
tenang guys, di Mekkah dan Madina banyak toko Indonesia kok. Kita dapat beli
sendiri makanan Indonesia semacam sayur bening, tempe orek, rawon, soto, bakso,
rending, nasi padang (sebutin aja semuanya Nif!) Hahahahaa. Namun makanan
Indonesia cenderung lebih mahal. Sebagai perbandingan, ayam goreng Al-Baik (McD
ala Arab) 15 SR (Saudi Real) sudah dapat lho! Padahal satu porsi masakan
Indonesia, rawon misalnya sampai 40 SR. So, perbanyak uang saku ya!
Demikian review saya terkait berhaji
lewat UK! Kesimpulannya sih, banyak enaknya daripada nggak enaknya kalau berhaji via UK. Mulai dari tidak ada masa tunggu, biaya dan durasi ibadah sesuai kebutuhan dan kemampuan, jaringan global, banyak belajar, dan masih banyak lagi. Sayangnya, untuk dapat berhaji dari UK kita harus punya British Resident Permit (BRP). Setidaknya kita punya ijin tinggal minimal 2-5 tahun (untuk pelajar atau pekerja), bukan VISA tourist yang hanya beberapa bulan saja. Tertarik? Semoga semua muslim (khususnya pembaca) yang berniat
memenuhi panggilan Allah dimudahkan jalan-Nya menuju Baitullah, Amin!
Terimakasih!
Medina, 15 Dzulhijjah 1438 H
Ditulis sambil mendengarkan lagunya Irfan
Makki “Waiting for the Call”
Note:
*) Manchester Hajj: Biro travel yang saya
pakai untuk berhaji 1438 H. see more at manchesterhajj.co.uk
Comments
Post a Comment