“Ibu Bupati datang,
Ibu Bupati la sampai talang!” teriak Edo dari kejauhan. Suaranya samar, namun
berulang. Kelamaan, semakin keras, dan spontan semua anak berbaris rapi masuk
ke dalam kelas.
Kamis, 2 April 2015
merupakan hari bersejarah di talang Airguci, Desa Sugihan, Kecamatan Rambang,
Kabupaten Muara Enim. Seorang tamu istimewa
akan masuk ke pedalaman hutan Sumatera Selatan ini untuk menyapa dan
bermain bersama anak-anak SD Negeri 10 Rambang kelas jauh. Beliau adalah Ibu Shinta
Paramitha, istri Bupati Muara Enim, Bapak Muzakkir Saisohar.
Bagi kita yang
tinggal di kota-kota metropolitan, khususnya yang berada di pulau Jawa, bertemu
dengan para pejabat bisa jadi hal yang sangat lumrah. Apalagi di era
penciteraan seperti sekarang. Namun, hal itu berbeda dengan keadaan kami di
pelosok hutan Sumatera Selatan. Jangankan pejabat, anak-anak pun akan sulit
mengenali wajah camat maupun lurahnya sendiri. Karena kami memang tinggal di
lingkungan sebuah talang, pemukiman kecil di dalam hutan. Tanpa listrik, tanpa
akses jalan hitam.
Sesampainya Ibu
Bupati beserta rombongan sampai di gedung sekolah, anak-anak langsung
menyambutnya dengan alunan musik angklung. Dua lagu kebangsaan, Tanah Air dan
Syukur, menjadi pilihan sebagai lagu penyambutan. Ibu Shinta tersenyum melihat
penampilan mereka. “Anak-anak Airguci sangat berbakat. Sayang kalau sampai
tidak dikembangkan potensinya,” ujar beliau ketika menyampaikan sambutan.
Kemudian beliau juga diminta untuk meresmikan gedung sekolah baru yang sudah
dipakai dua bulan ini.
Setelah itu disusul
dengan penampilan kreativitas lainnya. Ada berbagai macam tarian dan nyanyian,
baik menyanyi solo maupun paduan suara. Ada juga workshop karya anak, berupa
origami maupun desain batik yang seminggu lalu sempat membawa tropi juara dari
kabupaten. Kemudian kekaguman Ibu Bupati semakin lengkap dengan penampilan
pantomim sebagai penutup kegiatan kreativitas.
Beliau semakin
tercengang ketika mengetahui bahwa semua penampilan ini hanya membutuhkan waktu
tiga hari untuk persiapan. Anak-anak Airguci memang spesial *1). Mereka sudah
terbiasa tampil di depan. Mental juara sudah tertanam di dalam jiwa mereka. Tak
ada rasa malu lagi ketika di depan panggung. Karena, dalam kegiatan belajar
sehari-hari, mereka sudah terbiasa dengan Student Centre Learning (SCL).
Bahkan, bermain sambil belajar di hutan pun dapat menjadi ajang latihan
kreativitas yang menyenangkan *2).
Ibu Shinta merupakan
ketua PKK Kabupaten Muara Enim. Berkolaborasi dengan Dinas Peternakan dan
Perikanan, beliau melaksanakan Program Makanan Tambahan (PMT) untuk anak
sekolah di SD Negeri 10 Rambang kelas jauh. Susu, telur, kacang hijau, pempek
ikan, nugget ayam, dan berbagai macam olahan daging. Beliau membagikannya
sambil menjelaskan pentingnya mengkonsumsi makanan empat sehat lima sempurna.
“Anak-anak, mengapa kita harus makan makanan
bergizi seperti susu, telur, kacang hijau, pempek ikan dan nugget ayam?” tanya
Ibu Shinta. “Supaya tumbuh sehat dan pintar seperti Ibu Bupati,” jawab seorang
anak. Beliau membalasnya tersenyum. “Tapi Ibu, makanan-makanan itu mahal nian.
Kami dekde pacak belian Ibu,” sambung anak lainnya. Memang, bagi kami,
makanan-makanan itu teramat mewah. Belum tentu pula kami dapat memakannya kalau
tidak ada program bantuan seperti ini.
Selain itu, beliau
juga bekerjasama dengan Dinas Kesehatan untuk Program Cuci Tangan Pakai Sabun.
Dengan sabar, beliau mengajarkan anak-anak cara mencuci tangan yang baik dan
benar. “Anak-anak, kita semua harus membiasakan diri mencuci tangan sebelum
makan, dan setelah dari kamar mandi. Jangan lupa pakai sabun ya,” ajaknya
lembut. “Ibu, kalau la besak kakgi, kami galaknya jadi uhang lok ibu. Cantik,
pintar, baik hati, dan menjadi istri bupati,” ujar Kayla polos, anak kelas
satu.
Terimakasih kepada
Ibu Shinta Paramitha, istri Bupati Muara Enim, Bapak Muzakkir Saisohar, yang
sudah berkenan blusukan ke hutan seharian untuk belajar dan bermain bersama
anak-anak SD Negeri 10 Rambang kelas jauh. Mungkin bagi ibu, hal ini
sekedar refreshing yang menyenangkan
dari segala macam kesibukan pemerintahan. Namun bagi kami, ini adalah momen
langka yang akan selalu diingat sepanjang masa. Kami dapat berjabat tangan dan
bermain bersama Ibu Bupati di pedalaman hutan, merasakan terik matahari di
talang, dan menampilkan berbagai macam kreativitas kami.
Ketika di layar kaca
selalu dihiasi dengan berita-berita penciteraan para elit politik yang
mengatasnamakan rakyat. Entah, rakyat yang mana. Saya bersyukur, masih
mempunyai sosok pemimpin yang humble dan peduli kepada rakyat. Tidak melulu
tentang penciteraan, beliau langsung turun tangan dan menyapa kami di pelosok
hutan Sumatera Selatan.
Catatan kaki :
*1) Setiap anak itu spesial, termasuk
anak-anak Airguci (baca selengkapnya di http://indonesiamengajar.org/cerita-pm/hanif-13/budak-talang-budak-balam)
*2) Belajar dan bermain di hutan
merupakan ajang latihan kreativitas yang menyenangkan (baca selengkapnya di http://indonesiamengajar.org/cerita-pm/hanif-13/legenda-pangeran-i-love-you)
Comments
Post a Comment